JAKARTA, JURNALIS-INDONESIA.com – Pemerintah sempat menggaungkan rencana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin Pertalite (RON 90) yang dijual PT Pertamina (Persero).
Rencana ini dilontarkan sebagai salah satu skenario menghadapi lonjakan harga minyak dunia. Seperti diketahui, sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, harga minyak terus menanjak. Bahkan, sempat menembus US$ 127,98 per barel pada 8 Maret 2022.
Meskipun setelah itu, harga sedikit mereda, namun bisa dikatakan masih cukup tinggi. Hingga saat ini harga minyak dunia masih betah bertengger di atas US$ 100 per barel.
Pada perdagangan Kamis (12/05/2022), minyak jenis Brent ditutup pada harga US$ 107,45 per barel, turun 0,06% dari posisi penutupan perdagangan di hari sebelumnya.
Sementara harga minyak mentah Indonesia (ICP) rata-rata pada April 2022 terpantau mengalami penurunan menjadi US$ 102,51 per barel dari US$ 113,50 per barel pada Maret 2022. Meski turun, namun memang masih di atas asumsi dalam APBN 2022 yang dipatok sebesar US$ 63 per barel.
Meski harga minyak relatif stagnan, bahkan rata-rata ICP April mengalami penurunan dibandingkan Maret 2022, namun salah satu badan usaha niaga swasta penyalur BBM justru menaikkan harga bensin dengan nilai oktan (RON) 90 atau setara Pertalite ini.
BP-AKR misalnya, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, pada Mei 2022 ini BP-AKR membanderol harga bensin BP 90 (RON 90) atau setara Pertalite sebesar Rp 12.850 per liter, naik dari Rp 12.500 per liter pada April 2022 lalu.
Sedangkan harga bensin Pertalite yang sudah menjadi penugasan pemerintah ke Pertamina pada saat ini masih dibanderol sebesar Rp 7.650 per liter. Ini artinya, ada perbedaan harga sebesar Rp 5.200 per liter.
Bahkan, harga bensin BP 90 tersebut masih lebih tinggi dari harga bensin Pertamax (RON 92) yang dijual Pertamina sebesar Rp 12.500 per liter.
Namun demikian, badan usaha penyalur niaga lainnya yakni Vivo tetap membanderol harga Revvo 89 (RON 89) sebesar Rp 12.400 per liter, tidak berubah dari periode April 2022.
Lantas, apakah artinya pemerintah benar-benar akan menaikkan harga bensin Pertalite dalam waktu dekat ini?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih melihat perkembangan sehingga rencana kenaikan harga Pertalite itu belum dijalankan.
“Belum ada (kenaikan harga), masih lihat perkembangan, jadi belum ada rencana,” terang Menteri Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (13/5/2022).
“Kita masih lihat perkembangan. Kalau bisa ditahan, ya ditahan,” ujarnya. (cnbcindonesiacom)