SUMENEP, JURNALIS-INDONESIA.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H Moh Anwar melakukan rapat koordinasi (Rakor) bersama para Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dalam rangka melakukan penyamaan pemahaman program Universal Health Coverage (UHC), di Graha Bhakti Husada rumah sakit pelat merah pemerintah setempat, Kamis (24/11/2022).
Saat ini, pemerintah kabupaten Sumenep telah memberlakukan program cakupan kesehatan universal (UHC/ Universal Health Coverage) sebagai upaya meningkatkan kesehatan bagi semua warga di ujung timur pulau Madura.
Melalui program UHC ini, semua warga Sumenep yang tersebar di 330 desa di 27 kecamatan dataran dan kepulauan sudah bebas biaya berobat gratis di semua layanan kesehatan. Warga kabupaten Sumenep yang sakit cukup menunjukkan KTP elektronik kepada petugas, baik di puskesmas, klinik, maupun di rumah sakit.
Jadi melalui program UHC ini, maka tidak ada lagi warga Sumenep yang tertolak di puskesmas atau di rumah sakit di kabupaten Sumenep karena tidak punya biaya, karena semuanya sudah gratis. Dan Kabupaten Sumenep tercatat sebagai kabupaten ketiga di Pulau Madura yang menerapkan program cakupan kesehatan universal (UHC/ Universal Health Coverage) setelah Sampang dan Bangkalan.
Direktur RSUD dr H Moh Anwar dr Erliyati melalui Arman Endika Kasi Humas rumah sakit pelat merah Pemkab Sumenep mengemukakan, pelaksanaan giat rakor hari ini bersama para Kepala Puskesmas setempat untuk penyamaan pemahaman terkait implementasi program UHC termasuk rujukan antara puskesmas dan rumah sakit.
“Harapannya ketika sudah ada kesepahaman maka rujukannya itu lebih optimal dan bisa mensukseskan apa yang sudah direncanakan dan dicanangkan yaitu program UHC itu sendiri,” terangnya saat diwawancara saat pelaksanaan rakor berlangsung di RSUD dr H Moh Anwar Sumenep.
Menurutnya, dalam pelaksanaan program UHC ada tripartite atau tiga bagian yang harus sama-sama paham dan memberi pemahaman.
Pertama provider. Provider itu yang memberikan layanan seperti di RSUD dr H Moh Anwar Sumenep dan Puskesmas. Kemudian yang kedua pasien itu sendiri. Edukasi pasien, pemahaman pasien mengenai alur pemanfaatan menjadi point penting keberhasilan. Lalu yang ketiga supporting dari BPJS itu sendiri.
“Komponen ini harus bekerjasama agar apa yang direncanakan pada program UHC di Kabupaten Sumenep tidak ada kendala,” jelasnya, seraya mengaku jika ada kepahaman dan kesepahaman maka bisa dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat di kabupaten Sumenep.