Menu

Mode Gelap
Dukung Ketahanan Pangan, Posramil 0826-12 Kadur Bersama Poktan Sri Dewi Tanam Padi ke-2 di Kertagena Tengah Sebanyak 225 Anak Yatim Piatu Dapat CSR Ramadhan dari PDAM Tirta Mulia Pemalang Panen Padi Bersama Warga, Sertu Suryadi Dukung Kesejahteraan Petani di Desa Pangtonggel Kecamatan Proppo IWO Pamekasan Berbagi Berkah di Bulan Suci Ramadhan dengan Bagikan Takjil Gratis kepada Masyarakat Oknum Pengusaha Rokok Nakal Merajalela, Rokok Magna Indigo Ditempel Pita Cukai Berbeda Berkeliaran di Sumenep

JURNALIS INDONESIA · 25 Feb 2022 00:14 WIB

Dinkes & KB Kabupaten Sumenep Minta Masyarakat Waspada Penyakit TBC


 Ilustrasi halodok.com (ist) Perbesar

Ilustrasi halodok.com (ist)

JURNALIS INDONESIA, Sumenep – Dinas Kesehatan (Dinkes) dan KB Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mencatat perkembangan penyakit TBC (Tuberkulosis) hingga saat ini masih tinggi.

Berdasarkan data di Dinkes dan KB Kabupaten Sumenep tercatat ada 1.824 pasien yang ditemukan positif TBC.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes dan KB Sumenep Kusmawati mengatakan penyakit TBC tersebar di berbagai kecamatan, dan perkembangannya masih tinggi.

“Penyakit TBC ini, harus kita waspadai, karena penyakit ini lebih berbahaya dari Omicron/Covid-19. Total pasien yang berhasil ditemukan sebanyak 1.824 pasien,” kata Kusmawati kepada wartawan di Sumenep, Rabu (23/2/2022).

Dijelaskan, sesuai data pada tahun 2020 angka kasus TBC yang ternotifikasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep tercatat 1.271 kasus.

Namun tersebut jelas dia hanya 57% dari 2.200 perkiraan kasus TBC yang ada di Kabupaten Sumenep.

Menurutnya, angka temuan kasus ini juga mengalami penurunan menjadi 77% jika dibandingkan 2019 di mana capaian penemuan kasus 87%.

Kesuksesan pengobatanpun baru mencapai 88% masih ada 12% terdiri dari gagal pengobatan, 0,1%, meninggal 5%, drop out 4,6% dan pindah 0,7%. (Dinkes Kabupaten Sumenep, 2020).

Kusmawati menjelaskan jika memang ada perbedaan penanganan dari penyakit TBC.

“Kalau menurut saya, penanganan Covid-19 itu lebih mudah dari TBC, TBC itu membutuhkan waktu yang lama, dan obatnya juga khusus,” katanya.

Pihaknya mengatakan jika pada tahun ini penanganan TBC akan dibawah naungan langsung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Sedangkan obat untuk pasien TBC, akan diberikan secara gratis. Dan mulai direalisasikan pada tahun 2022.

“Paling tidak obat gratis sampai sembuh,” jelasnya.

Pihaknya ingin TBC ke depan tidak lagi trending, minimal berkurang dari 100 persen. Karena, dengan adanya kader TBC yang sudah dilatih, dimungkinkan ada pasien-pasien TBC baru yang ditemukan. Sebab tugas para kader, memang mencari masyarakat yang diduga menderita TBC.

“Kalau peningkatan insyaallah pasti ada, tapi mudah-mudahan tidak sampai 100%,” pungkasnya. (dtz/red)

Artikel ini telah dibaca 68 kali

Baca Lainnya

IWO Pamekasan Berbagi Berkah di Bulan Suci Ramadhan dengan Bagikan Takjil Gratis kepada Masyarakat

11 Maret 2025 - 04:10 WIB

Ini Pesan IWOI pada Acara Syukuran Bupati dan Wakil Bupati Pemalang

2 Maret 2025 - 09:36 WIB

Sambut Bulan Suci Ramadhan, Ketua PSHT Sampang Ajak Tingkatkan Ketakwaan dan Pererat Persaudaraan

28 Februari 2025 - 23:20 WIB

Sambut Bulan Suci Ramadhan, Ketua PSHT Sampang Ajak Tingkatkan Ketakwaan dan Pererat Persaudaraan

PSHT Cabang Sampang Sukses Gelar Ujian Kenaikan Tingkat, 30 Peserta Resmi Naik ke Sabuk Putih

23 Februari 2025 - 15:36 WIB

PSHT Cabang Sampang Sukses Gelar Ujian Kenaikan Tingkat, 30 Peserta Resmi Naik ke Sabuk Putih

IWO Pamekasan Gelar Rapat Pembentukan TPK di Bulan Ramadhan 2025

22 Februari 2025 - 23:03 WIB

Ikuti Reatret di Akmil Magelang, Bupati Pemalang Anom Widiantoro Mengenakan Seragam Komcad

22 Februari 2025 - 12:52 WIB

Trending di JURNALIS INDONESIA