SUMENEP (JURNALIS INDONESIA) – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar Orientasi Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) bagi Tim Asuhan Gizi Puskesmas setempat di salah satu hotel Kota Keris, Rabu (23/8/2023).
Kegiatan ini dilaksanakan wujud komitmen dari Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep melalui Bidang Kesehatan Masyarakat dalam rangka penyediaan layanan kesehatan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) rujukan tingkat daerah kabupaten/kota tahun anggaran 2023.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep Ellya Fardasah saat memberikan pemaparan (kiri). (foto/ist for Jurnalis Indonesia)
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep Agus Mulyono mengungkapkan, dalam kegiatan Orientasi PGBT ini pihaknya bahkan berkolaborasi dengan UNICEF dan UNUSA yang didatangkan sebagai narasumber.
Adalah sebagai narasumber dr. Karina Widowati, MPH, selaku Nutrition Officer UNICEF. Lalu Paramita Viantry, S.Gz, RD., M.Biomed dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA).
Selain itu juga mendatangkan narasumber dari PKMK-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yaitu Lutfiatul Chamidah, S.Gz.
“Sebagai peserta dalam kegiatan Orientasi PGBT kali ini dari sebanyak 13 Puskesmas di Sumenep yakni Puskesmas Arjasa, Kangayan, Masalembu, Sapeken, Nonggunong, Raas, Pamolokan, Pandian, Pasongsongan, Dasuk, Batuan, Moncek dan Talango. Dengan sasaran melibatkan Dokter Umum, Nutrisionis dan Bidan/Perawat,” terang Kadinkes P2KB Sumenep Agus Mulyono kepada Jurnalis Indonesia, (23/8).
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep Ellya Fardasah menambahkan, target dan harapan dari kegiatan Orientasi PGBT itu terbentuknya Tim Asuhan Gizi yang kompeten dan berkesinambungan dalam usaha penanganan gizi buruk di Puskesmas ujung timur pulau Garam Madura.
“Sehingga peserta dapat memahami kebijakan pencegahan dan tatalaksana gizi buruk pada balita,” terang Ellya Fardasah kepada Jurnalis Indonesia, (23/8).
Kabid Ellya akrab disapa mengatakan, melalui kegiatan Orientasi PGBT tersebut juga dapat melakukan penemuan dini dan konfirmasi kasus gizi buruk pada balita.
“Termasuk dapat melakukan pengelolaan terintegrasi upaya penanggulangan gizi buruk pada balita di Kabupaten Sumenep,” papar Ellya. (ilyas)