Petugas tersebut terus menerus menanyakan siapa namanya, siapa namanya dengan raut judes, mata melotot dan nada bicaranya yang terkesan superior.
Igusty kembali menjelaskan bahwa masih belum diangkat, hingga petugas jaga itupun mengatakan lagi bahwa sebetulnya kedatangan terlapor ini bukanlah mau menghadap.
Respon dan sikap itu memantik kemarahan dan Percekcokan karena petugas jaga terkesan ngeyel dan seakan memperlambat proses bertemunya saksi dengan penyidik. Hingga pria yang selalu berpenampilan ala santri dengan kopiah hitamnya itupun mempertanyakan mempertanyakan bahasa yang dimaksud.
“Heh Pak, sudah saya jelaskan dari tadi, kedatangan saya mau menghadap untuk memenuhi panggilan penyidik. Dibilang bukan menghadap, maksud sampean apa? Kalau bukan menghadap, lantas devinisi menghadap menurut pengertian sampean itu apa,” tanya Igusty kepada petugas geram.
“Harusnya, sebagai petugas kepolisian, sampean harus merespon baik masyarakat ketika datang kesini,” kata Igusty saat itu. Selasa, (15/3/22) pukul 15. 22 WIB.
“Sampean ini pengayom masyarakat, aparat penegak hukum. yang sopan dong sampean, jangan malah nyerocos dari tadi,” lanjut Igusty.
Sembari dilerai oleh petugas lainnya, pria gondrong itupun kembali mempertegas bahwa Mapolres bukan milik pribadi maupun perorangan, namun milik semua masyarakat.
“Disini bukan tempat pribadi, bukan hanya tempat Polisi, namun milik semua masyarakat untuk mencari keadilan,” tandas Igusty.
Setelah saksi terlapor kasus Dugaan Penipuan yang diduga dilakukan oleh family dari oknum Polwan yang bertugas di Polres setempat, Igusty kembali ke Pos jaga, namun Petugas yang sempat cekcok tersebut tidak ada ditempat sehingga Igusty menanyakan nama petugas itu ke anggota lainnya yang bertugas.
“Namanya Bapak Hendro Pak,” jelasnya.
Atas sikap salah satu Petugas jaga, salah seorang jurnalis yang pada saat itu mengawal dan ada di lokasi turut memberikan komentar.
“Sehari sebelumnya, saya juga sempat cekcok dengan Petugas jaga yang lainnya pada saat ada release press pengungkapan narkoba, kata petugas jaganya heh heh mau kemana? jangan main nyelonong aja karena bukan kandang namun kantor Polisi,” ungkapnya.
“Padahal pada saat itu, lima orang ada di depan saya. Kok hanya saya saja yang ditegur,” ungkapnya.
Berkenan dengan itu, kata Biro Sampang inisial IH, juga mengkritik sikap yang ditunjukkan anggota Polres Sampang yang pada saat itu memakai kaos oblong.
“Namun ada petugas lain yang melerai sehingga percekcokan itupun tidak berlanjut,” tukasnya.
Tidak hanya satu- dua pewarta yang mengeluhkan petugas Pos Penjagaan Polres Sampang, Jurnalis yang meminta identitasnya juga disembunyikan mengatakan bahwa petugas di Pos Penjagaan Polres Sampang itu tidak welcome.
“Kita ini kan Mitra kepolisian, harusnya pelayanan terhadap kita ini welcome,” jelasnya.
Sekedar diketahui, jika petugas kepolisian yang bertugas di pos penjagaan Mapolres Sampang mendukung cita-cita Kapolri, tentunya akan mengedepankan asas-asas pengayoman demi mewujudkan pelayanan terbaik kepada masyarakat sesuai dengan slogan Polri Presisi (prediktif, responsibilitas, transparasi, dan berkeadilan) .
Dengan slogan itulah, Kapolri juga menginginkan adanya perubahan besar terhadap institusi kepolisian ke arah yang lebih baik. (red)