SUMENEP (JURNALIS INDONESIA) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dari fraksi PDI Perjuangan yang juga anggota Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) Hj. Nia Kurnia mengungkapkan bahwa Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), masuk dalam Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda) 2025. Selasa (11/2/2025).
Perlindungan hukum atau payung hukum dalam rumah tangga itu tidak lepas dari salah satu peran anggota legislator perempuan dari fraksi PDI Perjuangan Komisi IV Hj. Nia Kurnia yang peduli perempuan dengan menginginkan supaya pembahasan Raperda tersebut dilakukan tahun ini.
“Raperda KDRT sangat penting guna meminimalisir tindak kekerasan di Kabupaten Sumenep, karena sudah ada kasus kekerasan terhadap perempuan,” terang Hj. Nia Kurnia. Selasa (11/02/2025).
Bagi Hj. Nia Kurnia, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan salah satu pelanggaran hak asasi manusia yang kerap terjadi di daerah, sehingga masyarakat membutuhkan perlindungan hukum untuk melindungi korban sekaligus mencegah terjadinya kekerasan.
“Peraturan ini diharapkan menjadi dasar hukum dalam rangka mencegah dan menangani kasus KDRT yang lebih efektif di Kabupaten Sumenep,” harap Hj. Nia Kurnia.
Bagi Hj. Nia Kurnia juga, Raperda ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melaporkan apabila terjadi kasus KDRT yang menimpa dirinya atau orang lain, supaya tidak ada kekerasan dalam rumah tangga.
“Diharapkan meskipun sudah ada payung hukumnya untuk menaungi kasus KDRT di Kabupaten Sumenep, sehingga tidak ada kasusnya di masa mendatang,” lanjutnya.
Menurut Hj. Nia Kurnia yang merupakan anggota Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) ini, Raperda KDRT menjadi salah satu dari 39 Raperda yang sedang dipersiapkan di Kabupaten Sumenep untuk dilakukan pembahasan secara bersama oleh tim pemerintah daerah dan panitia khusus DPRD.
“Tindak kekerasan dalam rumah tangga bukan merupakan persoalan individu, mengingat dampaknya sangat buruk bagi korban karena bukan saja fisik, tetapi juga secara psikologis,” jelas Hj. Nia Kurnia anggota DPRD Sumenep dari fraksi PDI Perjuangan.