SUMENEP (JURNALIS INDONESIA) – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar, yang merupakan industri perbankan kebanggaan masyarakat Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, gelar talkshow sosialisasi literasi keuangan bersama mitra kerjanya pada salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dibawah Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Keris, Kamis (23/2/2023).
Talkshow sosialisasi literasi keuangan yang diselenggarakan oleh Bank BPRS Bhakti Sumekar bertempat di salah satu hotel setempat dengan menghadirkan kepala Puskesmas di kabupaten Sumenep.
Hadir juga Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sumenep Agus Mulyono. Turut hadir Sekretaris Daerah Edy Rasiyadi.
Direktur Utama Bank BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar, kepada jurnalis indonesia menyampaikan, talkshow sosialisasi literasi keuangan yang diselenggarakan bagian dari edukasi keuangan perusahaan perbankan pelat merah milik pemerintah daerah kabupaten Sumenep yang dipimpinnya.
“Bank BPRS Bhakti Sumekar selaku industri jasa keuangan punya kewajiban melakukan edukasi keuangan melalui program literasi keuangan itu,” kata Hairil Fajar usai talkshow sosialisasi literasi keuangan kepada jurnalis indonesia di kantornya, Kamis (23/2).
Menurutnya, dengan adanya talkshow sosialisasi literasi keuangan yang dilakukan itu bentuk edukasi Bank BPRS Bakti Sumekar yang merupakan industri perbankan milik BUMD pemerintah kabupaten Sumenep yang dipimpinnya, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keuangan melalui mitra kerjanya.
Bank BPRS Bhakti Sumekar bekerjasama dengan Puskesmas Kabupaten Sumenep dalam penyaluran jasa pelayanan (Jaspel) pada tenaga kesehatan di masing-masing Puskesmas. Baik itu di kantor pusat dan kantor cabang.
“Karena kita (Bank BPRS Bhakti Sumekar) punya jaringan kantor hampir di seluruh kantor Puskesmas baik di daratan dan kepulauan kabupaten Sumenep,” terang Hairil Fajar.
Lebih lanjut Direktur Utama Bank BPRS Bhakti Sumenep mengutarakan, talkshow sosialisasi literasi keuangan yang diselenggarakan itu bagaimana mengedukasi antara literasi dan inklusi itu seimbang. Karena, tingkat survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai literasi dan inklusi itu terjadi gap.
“Bahasa gampangnya literasi itu kan pemahaman kalau inklusi itu penggunaan. Jadi memang tingkat penggunaannya lebih tinggi dari pada pemahamannya. Harapannya adalah harus berimbang. Kenapa? karena penggunaan lembaga keuangan itu betul-betul dipahami,” papar Hairil Fajar.
Karena instrumen keuangan ini tidak hanya sekedar dipakai, harus pilih-pilih dan benar-benar selektif dalam memilih. Sehingga melalui talkshow sosialisasi program literasi keuangan Bank BPRS Bhakti Sumekar hadir sebagai solusi cerdas yang mengedukasi.
“Harapannya betul-betul mengelola keuangan itu dengan cerdas,” harap Hairil Fajar Direktur Utama Bank BPRS Bhakti Sumekar satu-satunya industri perbankan kebanggaan masyarakat kabupaten Sumenep. (ji/ils/red)