SUMENEP (JURNALIS INDONESIA) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Ahmad Juhairi meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep tidak tutup mata melihat derita warga Kepulauan Masalembu terkait kasus ibu hamil yang meninggal di atas kapal saat dirujuk untuk melahirkan ke Rumah Sakit daratan lantaran minimnya fasilitas kesehatan di wilayah setempat.
“Jadi salah satu solusinya, di Kepulauan Masalembu itu harus disediakan fasilitas layanan kesehatan yang memadai setara daratan. Dan itu menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Sumenep,” desak Ahmad Juhairi, anggota DPRD Sumenep pendatang baru asal Kepulauan Masalembu yang peduli perubahan kepada Jurnalis Indonesia, Jumat (7/2/2025).
Anggota DPRD Ahmad Juhairi berharap dibawah kepemimpinan Bismillah Melayani jilid II Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo dan Wakilnya KH. Imam Hasyim dapat memberikan solusi kepada warga Kepulauan Masalembu. Agar kejadian serupa yang diderita oleh orang Pulau Masalembu yang bertahun-tahun itu tidak terjadi lagi.
“Sehingga Bismillah Melayani itu tidak hanya menjadi omong kosong buat masyarakat Kepulauan Masalembu,” harap Anggota DPRD Sumenep Ahmad Juhairi.
Diberitakan sebelumnya, potret Kepulauan/Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang hingga kini minim infrastruktur kesehatan terus menghantui masyarakat wilayah setempat. Khususnya bagi ibu hamil yang diharuskan dirujuk ke daratan Kota Sumenep.
STS (insial), seorang warga asal Kepulauan Masalembu kini kembali menjadi korban minimnya fasilitas kesehatan di wilayah setempat. Perempuan muda yang baru menikah sekitar sebelas bulan itu harus menelan kenyataan pahit.
Ibu hamil warga Kepulauan Masalembu itu meninggal bersama janinnya diatas Kapal KM. Sabu Nusantara 92 saat perjalanan ke daratan Kota Sumenep untuk dirujuk melahirkan, Kamis (6/2/2025).
“Ibu hamil penumpang kapal KM. Sabuk Nusantara 92 itu pasien rujukan dari Puskesmas Masalembu yang hendak melahirkan ke daratan Sumenep dan meninggal dunia diatas kapal,” terang seorang warga asal Kepulauan Masalembu kepada Jurnalis Indonesia, Kamis (6/2/2025) malam.
Menurut dia, kejadian serupa bukan kali ini saja. Melainkan sering terjadi dialami oleh warga Kepulauan Masalembu. Hanya saja sampai detik ini belum ada solusi konkret dari pemerintah menangani masalah itu meskipun nyawa taruhannya.
Untuk itu, warga Kepulauan Masalembu yang terdiri dari empat desa itu mengharapkan kehadiran pemerintah untuk menangani persoalan yang bertahun-tahun itu.
Di Kepulauan Masalembu hanya ada satu Puskesmas yang ada di Kecamatan Masalembu. Ibu hamil yang hendak melahirkan seringkali harus dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di daratan Sumenep.
Untuk sampai ke daratan Kota Sumenep, warga Kepulauan Masalembu hanya mengandalkan transportasi laut milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) sebuah badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pelayaran angkutan penumpang dan barang dengan memakan waktu hingga 15 jam dari pelabuhan Masalembu ke Kalianget.
Bahkan, jadwal berlayarnya pun tidak setiap hari. Sehingga jika terdapat ibu hamil dan lainnya yang memerlukan penanganan segera dan harus dirujuk ke daratan Kota Sumenep, warga Masalembu harus mengeluarkan uang puluhan juta untuk sewa perahu. Di tambah jika sampai ke daratan Kota Sumenep warga Masalembu juga harus sewa tempat tinggal. (ily)