SUMENEP (JURNALIS INDONESIA) – Mahasiswa yang tergabung dengan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pemekasan menggelar demontrasi di depan Kantor DPRD Pamekasan, Jumat (31/1/2024).
Gabungan mahasiswa ini menuntut di antaranya agar PKL Pamekasan di tertibkan secara adil tanpa pilih kasih.
Aksi demonstrasi sempat memanas, dan para demonstran memaksa untuk masuk ke dalam gedung, untuk menemui DPRD atau pihak kepala dinas terkait secara langsung.
Personel aparat kepolisian yang disiapkan juga terlibat aksi dorong dengan massa hingga sempat teejadi kericuhan.
Para demonstran juga membakar ban bekas dan juga membakar gerobak rombong mereka karena sudah lama tidak berjualan sebagai bentuk rasa kekecewaan dan kekesalahan para PKL kepada pihak pemerintah yang dianggap tidak adil dalam melaksanakan penegakan Perda.
“Kenapa kok hanya kita saja yang ditertibkan sedangkan yang lain tidak ditertibkan. Dan proyek food koloni itu siapa pemenang tendernya,” kata Cipto Rahman dalam orasinya.
Menurutnya, pihak pemerintah tidak berani menyebutkan setelah diungkit masalah pasal-pasal Perda yang tidak berpihak kepada PKL. Dikatakan mereka pun belum bisa menunjukkan.
Sehingga para PKL dan mahasiswa yang tergabung dalam aksi demo tersebut menjadi ricuh dan sangat kecewa.
Selang berapa waktu dari pihak Dinas Koperasi Muttaqin menemui para pendemo didampingi oleh Ajib Abdullah dari Dishub. Hadir juga mendampingi Kasatpol PP Pamekasan Yusuf.
Alhasil, apa yang dituntut oleh para pendemo, mereka tidak bisa memberikan jawaban pasti yang dapat meredakan situasi hati PKL.
Sebelum para pendemo membubarkan diri, mereka berjanji akan datang lagi dengan aksi yang lebih besar lagi dan akan menduduki daerah kota Arek Lancor untuk mengais rezeki berjualan untuk keluarganya.
“Jika tuntutan kami tidak terpenuhi oleh pihak pemerintah Pamekasan,” tegas Mansyur dan kawan-kawan. (fid)