Menu

Mode Gelap
Babinsa Koramil 0826-09 Pakong Bantu Petani Panen Padi, Ciptakan Kemanunggalan TNI dengan Rakyat Jaga Kebersihan Lingkungan, Personel Kodim 0826/Pamekasan Lakukan Pembersihan Pangkalan Festival Srikaya di Halaman Pemkab Sumenep, Cara Bupati Dorong Semangat Kebersamaan dan Kepekaan Sosial Kapolres Sumenep AKBP Henri Noveri Santoso Dimutasi, Sosok Ini Gantinya Rokok Magna Indigo Berpita Cukai Saltuk Bebas Beredar di Sumenep, Polisi-Satpol PP Sebut Penindakan Ada di Bea Cukai

EKONOMI · 10 Jul 2022 08:57 WIB

Dirut Pertamina Beberkan Harga Asli Pertalite, Pertamax, Solar-Elpiji Jika Tak Disubsidi


 Dirut Pertamina Beberkan Harga Asli Pertalite, Pertamax, Solar-Elpiji Jika Tak Disubsidi Perbesar

JAKARTA, JURNALIS-INDONESIA.com – PT Pertamina (Persero) menyatakan, harga keekonomian produk bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji meningkat tajam, seiring dengan melonjaknya harga minyak dan gas (migas) dunia.

Akibatnya, saat ini perusahaan pelat merah tersebut menjual produk BBM dan elpiji dengan harga di bawah harga keekonomian, guna menjaga daya beli masyarakat.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, harga produk BBM mulai dari Pertalite, Pertamax, hingga Solar, serta produk elpiji penugasan yang dijual Pertamina lebih rendah dari nilai keekonomiannya.

Untuk Pertalite, Nicke mengatakan, harga pasar saat ini adalah sebesar Rp 17.200 per liter, namun harga jual Pertamina masih tetap Rp 7.650 per liter. Dengan demikian, setiap liter Pertalite yang dibayar oleh masyarakat, pemerintah mensubsidi Rp 9.550 per liternya.

Kemudian untuk Pertamax, Pertamina masih mematok harga Rp 12.500 per liter. Padahal, untuk bensin dengan nomor oktan atau RON 92, kompetitor sudah menetapkan harga sekitar Rp 17.000 per liter, sebab secara keekonomian harga pasar telah mencapai Rp 17.950.

“Kita masih menahan dengan harga Rp 12.500, karena kita juga pahami kalau Pertamax kita naikkan setinggi ini, maka shifting ke Pertalite akan terjadi, dan tentu akan menambah beban negara,” ujar Nicke, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (9/7/2022).

Sementara itu, per Juli 2022, harga keekonomian untuk Solar CN-48 atau Biosolar (B30) sebesar Rp 18.150 per liter, namun Pertamina masih menjual jenis BBM tersebut dengan harga Rp 5.150 per liter.

“Jadi untuk setiap liter Solar, pemerintah membayar subsidi Rp 13.000,” kata Nicke.

Adapun untuk elpiji PSO sejak 2007 belum ada kenaikan, di mana harganya masih Rp 4.250 per kilogram, sementara harga pasar Rp 15.698 per kg. Dengan demikian, subsidi dari pemerintah adalah Rp 11.448 per kg.

Cegah kelebihan kuota

Lebih lanjut Nicke menyebutkan, pemulihan ekonomi pasca pandemi telah berdampak pada meningkatnya mobilitas masyarakat, sehingga tren penjualan BBM dan elpiji ikut naik. Bila tren ini terus berlanjut, maka diprediksi Pertalite dan Solar akan melebihi kuota yang ditetapkan Pemerintah.

“Oleh karena itu, pemerintah sedang melakukan revisi dari Perpres No.191 tahun 2014, khususnya mengenai kriteria kendaraan yang berhak menggunakan BBM subsidi,” katanya.

Menurut Nicke, Pertamina harus menjaga kuota BBM bersubsidi, agar tidak over kuota. Apalagi berdasarkan data Kementerian Keuangan, sebanyak 40 persen penduduk miskin dan rentan miskin hanya mengkonsumsi 20 persen BBM, tetapi 60 persen teratas mengkonsumsi 80 persen BBM Subsidi.

Artikel ini telah dibaca 88 kali

Baca Lainnya

Festival Srikaya di Halaman Pemkab Sumenep, Cara Bupati Dorong Semangat Kebersamaan dan Kepekaan Sosial

14 Maret 2025 - 09:21 WIB

PT Empat Sekawan Mulya Kembali Tunjukkan Kepeduliannya di Bulan Ramadhan, Salurkan 1314 Sembako pada Karyawannya

12 Maret 2025 - 18:25 WIB

MOMENTUM. PT. Empat Sekawan Mulya Kembali Tunjukkan Kepeduliannya di Bulan Ramadhan, Salurkan 1314 Sembako pada Karyawannya

Pemkab Sumenep Konsisten Gelar Operasi Pasar Guna Optimalkan Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat Lebih Terjangkau

12 Maret 2025 - 14:02 WIB

Rokok Kretek Merk Ocha dan Djava Milik PT Empat Sekawan Mulya Pamekasan Semakin Dekat dengan Masyarakat, Sudah Ada di Indomaret

8 Maret 2025 - 13:54 WIB

DKPP Sumenep Bersama Bulog Gelar Pasar Murah Ramadhan untuk Jaga Ketersediaan Pangan Murah

2 Maret 2025 - 19:14 WIB

Kepala DKPP Sumenep Chainur Rasyid saat meninjau langsung pelaksanaan pasar murah ramadhan

Brand-Brand Pemenang Golden Brand of The Year 2025

1 Maret 2025 - 10:17 WIB

Trending di EKONOMI