SUMENEP (JURNALIS INDONESIA) – RSUD dr. H. Moh. Anwar satu-satunya rumah sakit pelat merah milik kebanggaan Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang kini dipimpin direktur visioner perekonomian dr. Erliyati, M.Kes, terus menunjukkan komitmennya dalam Bismillah Melayani memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, Rabu (25/09/2024).
Terbaru, RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep menjadi yang pertama di Madura dan kedua di Jawa Timur, sebagai rumah sakit yang melakukan operasi bedah minimal invasif.
Selain itu, sudah bisa melakukan operasi Bedah Minimal Invasif (MIS) dengan teknik Radio Frequency Ablation (RFA) pada tumor tiroit atau gondok yang terbukti jinak atau tidak ganas.
Terobosan baru RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep dalam memberikan layanan terbaik sekaligus pelayanan maksimal kepada masyarakat ini sudah dilakukan pada bulan Agustus Agustus 2024 pada Poliklinik Onkologi.
Sebagaimana disampaikan Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, melalui Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi di Poliklinik Onkologi, dr. Husnul Ghaib, Sp.B (K) Onk. Dijelaskan, bahwa rumah sakit pelat merah di ujung timur pulau Garam Madura ini sudah melakukan operasi bedah MIS sejak Agustus 2024 lalu.
“Di Jawa Timur baru ada dua rumah sakit yang melakukan operasi MIS ini, karena saya sendiri yang melakukan, yakni di RSUD dr. Soetomo Surabaya dan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep yang menyusul melakukan serta menjadi yang pertama di Madura,” terang dr. Husnul Ghaib.
Dokter Husnul Ghaib mengungkapkan, dalam teknik ini tidak ada pisau dan minim sayatan sama sekali, hanya memasukkan elektroda yang besarnya seperti jarum suntik atau abokat nomor 16.
Diterangkan, elektroda dimasukkan nodul atau tumor tiroit dipandu oleh USG, jadi bisa memantau ketepatan dari elektroda itu ke nodul sesuai yang diinginkan.
“Lapis demi lapis dilakukan setiap satu centimeter kita ikuti dan kita lakukan rodio frekuensi dengan memberikan aliran frekuensi tertentu yang menghasilkan panas, sehingga membunuh sel-sel tumor hingga nantinya terjadi negrosis atau mati,” papar dr. Husnul Ghaib.
Selanjutnya dalam perkembangannya dievaluasi dengan USG, meskipun diakui memang tidak seperti operasi yang langsung hilang, namun mengecil dengan sendirinya hingga nodul atau benjolan di tiroitnya hilang.
Selanjutnya, teknik kedua dilakukan dengan mengembangkan Vacuum-Assisted Eksaation Breast Biopsy (VABB), yaitu teknik pemeriksaan pada payudara untuk tumor payudaya jinak. Kalau sebelumnya dilakukan dengan mengambil tumor itu dengan irisan sebesar tumor itu.
Namun, ini dilakukan dengan irisan minimal invasif dengan memasukkan alat yang diameternya sekitar setengah centimeter ditusukkan di tempat tertentu, kemudian dipandu USG hingga alat kita tetap berada di bawah tumornya.
“Nah, dengan teknik tertentu kita lakukan irisan sedot-irisan-sedot hingga tersedot semuanya menjadi bersih baru kita selesai,” jelas dr. Husnul Ghaib.
Lalu keuntungan yang kedua kata dr. Husnul Ghaib, teknik ini jika di luar negeri, pasien tidak dibius hanya disuntik istilahnya di Madura “dimati rasa” seperti ketika sunat, namun kemarin pihaknya melakukan bius, karena takut pasiennya tidak siap sehingga hanya menginap sehari.
Kemudian keuntungannya lagi papar dr. Husnul Ghaib, tidak ada bekas operasi hanya ada 2-3 centimeter. Sehingga secara kosmetik diuntungkan, apalagi ketika di payudara tidak akan menggangu seperti ketika dilakukan operasi pada umumnya.
“Bahkan, di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep ini atas seizin Direksi semua biaya dicover BPJS sehingga tidak ada biaya sama sekali,” ujar dr. Husnul Ghaib.