SUMENEP (JURNALIS INDONESIA) – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo dengan cepat langsung merespon berlangsungnya festival Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas Mandiri dan Sejahtera) Jawa Timur 2023 yang diselenggarakan di wilayahnya yang dipusatkan di Jalan dr. Soetomo, Pajagalan, sampai depan Museum Keraton, atau sebelah timur alun-alun Taman Bunga yang sempat diwarnai insiden kericuhan antar pendukung grup musik tong-tong Angin Ribut vs Gong Mania yang tampil duel memeriahkan, Sabtu (4/11/23) malam saat pembukaan.
Bupati Sumenep yang familiar disapa Cak Fauzi yang sedang berada di luar kota mengikuti pengajian via selulernya kepada Media Center Diskominfo setempat, Sabtu (4/11/2023) memastikan pelaksanaan Festival Dewi Cemara Jatim tetap kondusif dan berlangsung sesuai jadwal hingga hari terakhir.
“Setelah kejadian ricuh pendukung dua grup musik tong-tong, kondisi keamanan di festival dan Kabupaten Sumenep tetap kondusif, sehingga pelaksanaan festival tetap berlanjut hingga hari terakhir,” tegas Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo.
Festival Dewi Cemara Jatim 2023 dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, yakni sejak tanggal 3-5 November 2023. Dalam festival ini menampilkan di antaranya Pameran Desa Wisata se-Jawa Timur, Sarasehan Desa Wisata, Virtual Tour Desa Wisata, Pagelaran Seni dan UMKM, Penampilan Sweet Model. Dan membanggakannya, Kabupaten Sumenep dipercaya menjadi tuan rumah pada event akbar Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun ini.
Atas insiden yang sempat mewarnai di saat pembukaan, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, kepada seluruh peserta Festival Dewi Cemara Jawa Timur 2023 serta masyarakat.
“Saya pribadi dan atas nama pemerintah daerah mohon maaf kepada peserta dan masyarakat atas kejadian kericuhan itu,” tutur Bupati Cak Fauzi.
Bupati Sumenep Cak Fauzi mengaku sangat menyesalkan dan prihatin atas kejadian yang terjadi di festival itu, karena sejatinya kericuhan terjadi akibat ulah pendukung musik tong-tong yang tampil sebagai penghibur acara bukan peserta kegiatan pada Festival Dewi Cemara Jawa Timur.
“Kami prihatin dengan kejadian itu dan semoga peristiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi di Festival Dewi Wisata tidak terulang kembali di wilayah Kabupaten Sumenep apapun bentuk kegiatannya,” harapnya seraya mengimbau.
Bupati Sumenep Cak Fauzi menegaskan, atas insiden yang sempat terjadi di saat pembukaan Festival Dewi Cemara Jatim telah berkoordinasi dengan Polres Sumenep untuk menangani kericuhan itu, agar diusut tuntas dan diproses secara hukum oknum pendukung sebagai pertanggungjawaban atas perbuatannya.
“Para pelaku yang membuat kericuhan dalam kegiatan itu harus ada tindakan secara hukum, agar gelaran lainnya tidak semena-mena merusak acara,” tegas orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Kapolres Sumenep Ajun Komisaris Besar Polisi Edo Satya Kentriko mengatakan, atas insiden kericuhan yang terjadi di saat pembukaan Festival Dewi Cemara Jatim 2023 sudah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pihak terkait.
“Mulai tadi malam sudah kita laksanakan pemeriksaan beberapa pihak terkait,” terang AKBP Edo Satya Kentriko kepada Jurnalis Indonesia dikonfirmasi, Sabtu (4/11/2023).