MADURA (JURNALIS INDONESIA) – Ternyata rokok ilegal merk ‘SS’ yang diedarkan tanpa dilekati pita cukai yang diduga milik Haji ‘S’ alias Haji Sugik pemilik Perusahaan Rokok (PR) Paku Alam asal Kabupaten Pamekasan, Madura, sudah pernah ditangkap oleh Polrestabes Surabaya bersama Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jawa Timur I dan Reskrim Polsek Simokerto pada bulan Desember 2024.
Dihimpun Jurnalis Indonesia, Senin (24/2/2025), penangkapan rokok ilegal merk ‘SS’ yang diedarkan tanpa dilekati pita cukai yang diduga milik Haji ‘S’ alias Haji Sugik pemilik PR Paku Alam asal Pamekasan itu sempat viral.
Saat jumpa pers, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Dr. Luthfie Sulistiawan, didampingi oleh Kasatreskrim AKBP Aris Purwanto, Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kanwil Bea Cukai Jatim I, Achmad Fatoni, beserta Kapolsek Simokerto Kompol Didik mengungkapkan, rokok ilegal merk ‘SS’ diangkut menggunakan truk dari arah Pamekasan Madura dan mengarah ke Banyuwangi Jawa Timur.
Baca Juga:
- Rokok Ilegal Merk ‘SS’ yang Diduga Milik Haji Sugik Pamekasan Disebut Pemilik PR Paku Alam
- Bea Cukai Madura Harus Cabut Izin NPPBKC PR Paku Alam Milik Haji Sugik Pamekasan Jika Serius Berantas Rokok Ilegal
Liciknya, guna mengelabuhi petugas, muatan truk yang menggunakan pendingin udara itu berisi ikan kering (asin) dibagian belakang. Namun pada posisi tengah hingga depan berisi rokok ilegal merk ‘SS’ yang diduga milik Haji Sugik pemilik PR Paku Alam asal Kabupaten Pamekasan dengan total 145 bal (kardus).

Barang bukti rokok ilegal merk ‘SS’ yang diduga milik Haji Sugik pemilik PR Paku Alam asal Kabupaten Pamekasan yang ditunjukkan saat jumpa pers pada bulan Desember 2024. (foto/ist)
Baca Juga:
Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I, Achmad Fatoni, menyebut dengan estimasi nilai barang Rp2,1 Miliar.
Dengan kerugian negara diperkirakan mencapai Rp1,5 Miliar atas ulah oknum pengusaha nakal yang seakan kebal hukum yang dengan berani mengedarkan rokok ilegal merk ‘SS’ itu.
Bahkan Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I, Achmad Fatoni, menegaskan pihaknya bersama pihak kepolisian akan mengusut sampai tuntas tidak hanya berhenti di sopir truk yang membawa rokok ilegal merk ‘SS’ itu. Tapi kepada siapa yang mendanai, memerintah untuk melakukan pengiriman, bahkan untuk produsen.
Hanya saja hingga kini yang diduga sebagai pemilik rokok ilegal merk ‘SS’ Haji Sugik yang ditengarai pemilik PR Paku Alam asal Kabupaten Pamekasan Madura masih dibiarkan dan aman-aman saja.

Rokok merk ‘Connext’ berpita cukai dengan warna bungkus didominasi cokelat yang dipojok kiri bawah bertuliskan 20 Kretek Filter Bold yang ditempel menggunakan pita cukai SKT (diduga berpita cukai salah peruntukan atau saltuk) yang juga diduga milik Haji Sugik pemilik PR Paku Alam asal Kabupaten Pamekasan. (foto/ist)
Bahkan juga diduga semakin merajalela memproduksi dan mengedarkan rokok ilegal dengan rokok merk lain yang berpita cukai salah peruntukan atau saltuk. Adalah rokok merk ‘Connext’ berpita cukai dengan warna bungkus didominasi cokelat yang dipojok kiri bawah bertuliskan 20 Kretek Filter Bold yang ditempel menggunakan pita cukai SKT.
“Kalau pita cukai seperti yang ada di rokok ‘Connext’ yang disebut milik Haji ‘S’ alias Haji Sugik PR Paku Alam itu jelas menggunakan SKT,” ungkap sumber seraya mengatakan rokok filter itu seharusnya pakai pita cukai SKM bukan SKT, sehingga itu tidak sesuai dengan peruntukannya, dan pita cukai SKT itu lebih murah dari SKM.
Haji ‘S’ alias Haji Sugik belum dapat dikonfirmasi. Jurnalis Indonesia kini dalam penelusuran lebih lanjut. (ily/red)