JURNALIS-INDONESIA, Sumenep – Prestasi satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sumenep buka main. SMA yang memiliki predikat favorit dengan sebutan Smansa di Kota Keris pada ajang bergengsi branding riset bahkan hingga tembus tingkat internasional, Senin (24/1/2022).
Kepala SMAN 1 Sumenep Sukarman melalui Koordinator Tim Literasi dan Riset M. Hari Nurdi mengungkapkan, eksistensi branding riset yang ada di Smansa berawal dari tahun 2018 dengan membentuk tim literasi yang tujuannya untuk meningkatkan minat berliterasi di kalangan siswa.
“Tahun kemudian ada tambahan untuk riset. Jadi setelah literasi itu kita berkeinginan sekolah ini harus punya branding. Branding-nya apa, kami lihat itu ada sekolah yang branding-nya olahraga kemudian ada yang branding-nya prestasi akademik. Kemudian kami lebih tertarik ke branding yang mana di Madura kurang untuk disentuh yaitu riset. Maka ditambahkanlah Tim Literasi dan Riset di tahun 2019,” ungkapnya.
Akhirnya kata dia terbentuklah tim riset sendiri yang khusus untuk penelitian atau karya tulis ilmiah di SMAN 1 Sumenep. Kemudian menurutnya mencari anak-anak (siswa-siswi) Smansa yang potensial untuk menjadi tim literasi dan riset atau yang di singkat dengan nama TIMLIRIS.
“Dan alhamdulillah sekarang sudah lumayan banyak prestasi yang didapatkan oleh siswa-siswi SMAN 1 Sumenep dalam riset itu. Prestasi yang paling bergengsi diraih itu meraih juara 2 dalam lomba penelitian ilmiah di Brazil. Jadi diluar negeri kami mendapat medali perak juara 2 dalam karya tulis ilmiah,” ujarnya, Senin (24/1/22).
Kemudian dikatakan juga dalam dua tahun terakhir ini selalu memasukkan siswa ke final lomba LIR. LIR ini ajang bergengsi lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh LIPI Jakarta. Yang dimana sekarang sudah bergabung jadi BRIN (Badan Riset dan Investasi Nasional).
“Dan sudah berhasil masuk jadi finalis sepuluh besar di LIPI kemudian juga di KOPSI (Kompetensi Penelitian Siswa Indonesia) yang diadakan oleh Kemendikbud,” paparnya.
Berbeda lagi sambung dia, untuk skala nasional. Riset Smansa banyak menorehkan prestasi-prestasi. “Terakhir itu kemarin kita juara 1 medali emas di Expo dan juga di Ispo yang merupakan ajang bergengsi tingkat Nasional,” terangnya.
Mengenai fokus riset terang dia, IPA maupun IPS. Kalau di IPA dijelaskan, biasanya tentang Fisika dan Biologi kemudian Kimia. Kalau IPS lebih cenderung ke-Sejarahan atau Budaya.
“Misalnya kami kemarin menang masuk yang diselenggarkan LIPI kita meneliti tentang Sintong kesenian tradisional di Ambunten Sumenep. Kemudian mengangkat juga hubungan antara keberlimpahan ikan di laut dengan tradisi cahe di Saronggi Sumenep,” jelasnya. (mji/ilz)