SUMENEP (JURNALIS INDONESIA) – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar pertemuan evaluasi pemantauan skrining pertumbuhan dan perkembangan balita dalam rangka penyediaan layanan kesehatan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dengan melibatkan sebanyak 60 bidan desa dari 22 puskesmas daratan setempat, Rabu (17/5/2023).
Hal ini dilaksanakan upaya dari Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep melalui Bidang Kesehatan Masyarakat untuk penguatan kepada bidan desa di ujung timur pulau Garam Madura dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita di Kota Keris.
Kepala Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep Agus Mulyono melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ellya Fardasah mengungkapkan, para bidan desa itu juga langsung diberikan pelatihan menggunakan alat tentang cara deteksi dini tumbuh kembang.
“Dengan pelatihan dapat meningkatkan kompetensi bidan dalam deteksi dini tumbuh kembang,” terang Ellya kepada jurnalis indonesia ketika diwawancara, (17/5)
Kabid Ellya memaparkan, deteksi dini tumbuh kembang adalah pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang secara dini agar mudah di intervensi. Karena apabila penyimpangan terlambat di deteksi maka penyimpangan lebih sulit intervensi dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Selain langsung diberikan pelatihan, pertemuan untuk penguatan kepada bidan desa yang melibatkan dari puluhan bidan desa dari puskesmas daratan di Kota Keris juga menghadirkan narasumber Kepala Puskesmas Pamolokan dr. Rifmi Utami.
Sebab Puskesmas Pamolokan mempunyai Inovasi PONDASI (Pelayan Online dan Aplikasi). Aplikasi ini dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang yang di lakukan mandiri oleh Ibu Balita.
Kabid Ellya mengaku melalui aplikasi Inovasi yang dimiliki Puskesmas Pamolokan itu memudahkan Ibu untuk mendeteksi awal apabila ada penyimpangan tumbuh kembang yang dapat langsung di konsultasikan kepada dokter di puskesmas.
Sehingga harapannya kegiatan pertemuan yang melibatkan sebanyak 60 bidan desa dari 22 puskesmas daratan sebagai upaya untuk semakin meningkatkan kompetensi bidan desa dalam deteksi dini tumbuh kembang.
“Dan dengan aplikasi Pondasi dapat di sosialisasikan kepada masyarakat sehingga dapat melakukan deteksi dini secara mandiri oleh Ibu Balita,” harapnya. (ily/red)