SUMENEP (JURNALIS INDONESIA) – Persoalan angkutan kapal untuk masyarakat Kepulauan/Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, hingga detik ini masih menjadi momok bagi masyarakat setempat yang tak kunjung mendapatkan solusi.
Seperti yang terjadi pada saat ini, sekitar 70 calon penumpang asal Pulau Masalembu harus menanggung derita terlantar di Pelabuhan Kalianget lantaran tidak ada kapal untuk menuju ke Pelabuhan Masalembu.
Dua kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PELNI yang merupakan sebuah badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pelayaran angkutan penumpang dan barang yang harusnya melayani masyarakat ke Pelabuhan Masalembu kini dikabarkan lagi sedang dilakukan perbaikan.
Saat ini, untuk menuju ke Pelabuhan Masalembu dari Kalianget masyarakat hanya mengandalkan satu Kapal latih Bung Tomo milik Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya. Namun celakanya, pada Minggu (7/6/2024) Kapal Bung Tomo gagal berangkat lantaran disebutkan ada kerusakan mesin.
Kini puluhan masyarakat asal Masalembu yang hendak pulang ke kampung halamannya mau tidak mau harus bertahan di penginapan Pelabuhan Kalianget lantaran mereka tidak memiliki tempat tinggal dan uang lebih untuk tinggal di tempat yang layak.
Salah satu penumpang asal Kepulauan Masalembu mengaku sudah memasuki satu Minggu dirinya bersama puluhan penumpang lainnya terlantar di Pelabuhan Kalianget.
“Sudah memasuki satu Minggu kami terlantar, dan pihak PELNI tidak ada progres untuk memberikan jalan keluar, ketika kapal di doking,” terangnya kepada Jurnalis Indonesia, Minggu (7/7/2024).
Penumpang asal Masalembu ini mengaku hingga saat ini kepada puluhan penumpang terlantar di Pelabuhan Kalianget belum ada solusi dari pemerintah terkait. Bahkan untuk bantuan makanan dan minuman pun juga belum ada. “Bantuan sampai detik ini belum ada,” jelasnya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kalianget Azwar Anas mengaku, kapal Bung Tomo yang rencananya berangkat ke Masalembu tidak jadi berangkat karena ada kerusakan pada mesin. “Untuk penumpangnya sekitar 70 orang tadi,” kata Azwar Anas dihubungi Jurnalis Indonesia.
Azwar Anas mengatakan, untuk kapal yang dari Kalianget ke Pulau Masalembu sendiri seyogyanya ada tiga kapal yakni kapal Sabuk Nusantara 91 dan Sabuk Nusantara 92 yang merupakan milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PELNI. Lalu kapal latih Bung Tomo milik Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya.
Namun diakui saat ini untuk keberadaan dua kapal milik PT PELNI yang harus melayani masyarakat Masalembu lagi sedang dilakukan perbaikan. Mengenai kejelasan kapan bisa beroperasi kembali pihaknya mengaku juga menunggu informasi.
“Saya masih menunggu informasi dari Pangkalan Surabaya, karena kan Pangkalannya pangkalan Surabaya,” sebut Azwar Anas.
Kendati demikian Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kalianget yang baru menjabat ini mengaku sudah meminta untuk keberadaan kapal yang menuju Masalembu untuk dipercepat.
“Jadi saya minta dipercepat mungkin agar tidak terjadi kekosongan di jadwal, supaya masyarakat dapat terlayani,” terang Azwar Anas.
Azwar Anas mengatakan juga bakal melakukan koordinasi agar ada penambahan kapal yang melayani ke Pulau Masalembu.
“Saya bakal koordinasi bagaimana Kapal Sabuk Nusantara 51 bisa melayani masyarakat ke Masalembu,” jelas Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kalianget Azwar Anas.
Berbeda dengan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kalianget Azwar Anas, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kadinsos P3A) Kabupaten Sumenep Mustangin yang harusnya memiliki tanggungjawab sosial dan kepekaan sosial kepada masyarakat Masalembu yang terlantar di Pelabuhan Kalianget seakan acuh tak acuh dan tidak peduli. Dihubungi via selulernya berulang kali enggan merespon.